Minggu, 20 Oktober 2013

Teknik Informatika


PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
TENTANG
‘DAUR ULANG LIMBAH ELEKTRONIK’


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa , Karena atas berkat perlindungannya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pratikum Pangantar Teknologi Informasi ini dengan begitu baik.Dengan adanya laporan ini kami mengharapkan agar kita semua mulai sekarang dapat lebih memahami arti pentingnya pemanfaatan limbah elektronik bagi kehidupan sehari-hari.
Dan kami juga tak lupa menyampaikan trima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu dalam proses pembuatan laporan ini .



                                                                                    Manado , 7 September 2013
                                                                                                            Penulis



                                                                                                         Anti Virus
           










DAFTAR ISI


Kata Pengantar……………………………………………………………………...         i

Daftar isi …….….....................................................................................................           ii
     BAB I : PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang.………………………………………………………..            1
1.2     Tujuan……………………………………………………………….....           1      
1.3     Dasar Teori  ……………….…………………………………………..            2
BAB    II :   ISI
                 2.1   Memanfaatkan limbah komputer bekas………………………………..           4
                 2.2   Memanfaatkan limbah keyboard komputer……………………………           5
                 2.3   Memanfaatkan limbah mouse komputer……………………………….         10

BAB  III:    PENUTUP
                                   
3.1   Kesimpulan……………………………………………………………           19
                 3.2  Saran…………………………………………………………………..           19


      Daftar pustaka……………………………………………………………………..          20












                                                                     BAB 1
                                  PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG

          Di indonesia begitu banyak sampah elektronik yang berkeliaran di mana-mana di perkampungan dan di kota. Tetapi hanya sedikit mahasiswa RI yang memanfaatkan mendaur ulang sampah elektronik menjadi suatu barang yang dapat kita pakai dalam kehidupan kita.
meskipun latar belakangnya sampah elektronik, tetapi jika kita pergunakan hal itu sebaik-sebaiknya maka hasilnya akan berkualitas.


1.2   TUJUAN

1. Menjaga kebersihan lingkungan dari sampah elektronik
2. Membuat suatu karya berkualitas tinggi dari sampah elektronik
3. Mengurangi pengrusakan lingkungan
oleh sampah elektronik
4.
Memberikan salah satu solusi cerdas pengolahan sampah elektronik secara tegas
5.
Mengolah sampah elektronik  menjadi barang yang berdaya guna
6. Mengajak mahasiswa/i agar supaya lebih tahu mendaur ulang sampah elektronik yang benar
7. Memamerkan karya anak bangsa kepada negara lain bahwa indonesia hebatnya mendaur ulang sampah elektronik kepasaran internasional.




1.3 DASAR TEORI
            Saat ini dunia sedang menghadapi gelombang dahsyat serbuan sampah elektronik, khususnya di negara-negara berkembang," ujar Achim Steiner, UNEP Executive Director seperti dilansir Cellular-News.
Steiner mengungkapkan, sampah elektronik per tahun mencapai 36 juta metrik ton. Jumlah sampah elektronik yang berasal dari komputer bekas juga diketahui akan melonjak empat kali lipat di tahun 2020.
          UNEP juga mengungkapkan bahwa China memberikan kontribusi sebesar 2,6 juta metrik ton sampah elektronik ke seluruh penjuru dunia. sedangkan Amerika Serikat berada di urutan kedua dengan 3 juta metrik ton sampah elektronik.
          Selain itu, diketahui sejumlah negara di Amerika dan Eropa mengirimkan sampah berupa komputer-komputer bekas ke negara-negara di Afrika. Tak hanya itu, laporan tersebut juga menyebutkan sampah elektronik yang dalam beberapa tahun ini melonjak drastis disumbang oleh peralatan komunikasi seperti ponsel.
          Sementara itu, UNEP menyatakan sampah-sampah elektronik berbahaya seperti kulkas yang mengandung gas chlorofluorocarbons dan hydrochlorofluorocarbon akan meningkat tiga kali lipat di India.
          Sebelumnya, untuk pertama kali dalam sejarah olimpiade, medali yang akan diberikan untuk para pemenang terbuat dari logam yang terdapat dari komponen elektronik bekas.
          Dilansir melalui Cellular News, perusahaan asal Kanada yang menjadi penyuplai metal untuk medali olimpiade musim dingin, Teck mengungkapkan bahan emas, perak dan tembaga yang digunakan untuk medali, dikumpulkan dari logam-logam yang terdapat dari barang elektronik bekas (eWaste).
          Penggunaan eWaste ini dianggap cukup membantu, apalagi di tengah langkanya komponen logam lain seperti emas dan tembaga. Bahkan penggunaan logam saat ini dianggap terlalu beresiko, mengingat senyawa tersebut tidak dapat diperbaharukan.
          Masih melalui sumber yang sama dikatakan, jumlah eWaste di Eropa meningkat tiga hingga lima persen setiap tahunnya, atau hampir mencapai tiga kali dari alur pengumpulan total sampah di Eropa. Oleh karena itu, badan penanggulangan sampah dan perangkat elektronik di Eropa (WEEE) akhirnya menggunakan kebijakan untuk tidak menyatukan sampah elektronik dengan sampah jenis lainnya.
          Meski dikumpulkan, sampah tersebut tidak didaur ulang melainkan di ekspor ke beberapa negara berkembang untuk dijadikan barang 'second' yang masih bisa digunakan. Secara tidak langsung, negara berkembang yang menerima ekspor eWaste tersebut akan menjadi tempat pembuangan akhir eWaste dari Eropa.
          Selain itu, terkadang beberapa pihak juga melakukan ekspor eWaste secara ilegal ke negara-negara seperti Ghana, Nigeria dan China. Sayangnya, negara-negara tersebut tidak memiliki kemampuan untuk mendaur ulang eWaste tersebut secara aman dan bertanggung jawab. Apalagi, banyak dari perangkat elektronik ini yang mengandung komponen beracun, yang dapat membahayakan kehidupan lingkungan dan manusia.
          Sayangnya, Teck tidak membuat materi eWaste dalam medali ini mendominasi kumpulan komponen. Teck hanya menggunakan logam dari eWaste ini dalam jumlah sekian persen. Namun begitu, Teck mengupayakan agar medali tersebut pun dapat di daur ulang di kemudian hari.
          Ke depan, WEEE berupaya untuk menawarkan medali dengan bahan eWaste ini ke pertandingan-pertandingan lainnya. Penggunaan medali eWaste dalam olimpiade musim dingin ini dianggap sebagai yang pertama dan cukup menginspirasi.
          Mother Jones melaporkan bahwa 3 jenis medali Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver, Kanada terbuat dari hasil pengolahan limbah elektronik atau disebut dengan E-Waste. Komite Olimpiade Vancouver (VANOC) menjelaskan bahwa medali-medali tersebut akan diberikan kepada para pemenang dari cabang-cabang olahraga yang diperlombakan seperti Ski Jumping, Ice Skating, Bobsled (papan peluncur) dan lain-lain.
          E-Waste (limbah elektronik) mencakup seluruh barang elektronik mulai dari televisi sampai iPod. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal Sciene tahun lalu menemukan bahwa e-waste telah menjadi komponen limbah padat yang paling cepat pertumbuhannya di Amerika Serikat . Lebih dari 1,36 juta metrik ton limbah elektronik yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Limbah elekronik yang dibuang kebanyakan adalah ponsel, mp3 player dan barang elektronik lainnya.

          VANOC memutuskan untuk menggunakan logam daur ulang dari e-waste dalam pembuatan medali olimpiade. Hal ini diharapkan dapat membantu permainan atlet dalam memenuhi salah satu dari tiga pilar Olimpiade yaitu keberlanjutan.
          Menurut laporan Mother Jones dikatakan Teck Resources, perusahaan yang akan melakukan ekstraksi E-Waste berencana untuk memproses 15.000 ton limbah elektronik pada tahun ini.
          VANOC juga berencana untuk mengandalkan sumber-sumber energi bersih dan telah membangun struktur Olimpiade sesuai dengan standar bangunan hijau.
                                            

BAB II
ISI

2.1 MANFAAT LIMBAH KOMPUTER BEKAS

KANADA (Berita SuaraMedia) - Penjualan barang elektronik yang terus melonjak hingga satu dekade mendatang diperkirakan akan terjadi di negara-negara berkembang dalam 10 tahun ke depan. Meningkatnya penjualan, tentu saja berdampak pada penumpukan sampah elektronik yang membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia WEEE berupaya untuk menawarkan medali dengan bahan eWaste ini ke pertandingan-pertandingan lainnya. Penggunaan medali eWaste dalam olimpiade musim dingin ini dianggap sebagai yang pertama dan cukup menginspirasi.

Mother Jones melaporkan bahwa 3 jenis medali Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver, Kanada terbuat dari hasil pengolahan limbah elektronik atau disebut dengan E-Waste. Komite Olimpiade Vancouver (VANOC) menjelaskan bahwa medali-medali tersebut akan diberikan kepada para pemenang dari cabang-cabang olahraga yang diperlombakan seperti Ski Jumping, Ice Skating, Bobsled (papan peluncur) dan lain-lain.
E-Waste (limbah elektronik) mencakup seluruh barang elektronik mulai dari televisi sampai iPod. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal Sciene tahun lalu menemukan bahwa e-waste telah menjadi komponen limbah padat yang paling cepat pertumbuhannya di Amerika Serikat . Lebih dari 1,36 juta metrik ton limbah elektronik yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Limbah elekronik yang dibuang kebanyakan adalah ponsel, mp3 player dan barang elektronik lainnya.
VANOC memutuskan untuk menggunakan logam daur ulang dari e-waste dalam pembuatan medali olimpiade. Hal ini diharapkan dapat membantu permainan atlet dalam memenuhi salah satu dari tiga pilar Olimpiade yaitu keberlanjutan.
Menurut laporan Mother Jones dikatakan Teck Resources, perusahaan yang akan melakukan ekstraksi E-Waste berencana untuk memproses 15.000 ton limbah elektronik pada tahun ini.




Pemanfaatan Limbah Komputer
Fisik komputer, yang dulu dikenal sebagai PC (personal computer) itu, baru saya lihat di pertengahan tahun 80-an. Tapi sebelumnya, melalui majalah-majalah luar negeri, saya memang sudah banyak membaca tentang kemungkinan perubahan gaya hidup dan gaya kerja yang akan terjadi akibat kehadiran komputer tersebut.
Komputer yang pertamakali saya lihat itu ada di ruangan salah seorang direktur dari perusahaan tempat saya bekerja. Karena dia seorang yang gemar akan hal-hal teknis, maka saya lihat dia asyik sekali dengan komputer tersebut. Ketika kami rapat anggaran, dia sendirilah yang memindahkan angka-angka yang kami bicarakan dari papan tulis ke komputer, untuk kemudian dihitung sendiri oleh komputer dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel yang rapih.
Tapi lama-kelamaan saya mendapat kesan bahwa direktur itu ingin memonopoli sendiri pengetahuannya tentang komputer. Sementara itu, dari majalah yang saya baca saya mendapat informasi, bahwa demi membudayakan komputer dalam waktu yang sesegera mungkin, perusahaan-perusahaan di AS justeru membagi-bagikannya secara cuma-cuma kepada pegawainya. Atau–kalau pun tidak membagikannya secara cuma-cuma–mereka mengkreditkannya secara lunak.

2.2 MEMANFAATKAN LIMBAH KEYBOARD KOMPUTER
          Bagaiman caranya mengolah limbah keyboard menjadi barang yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk menunjang fungsi komputer. Tentu saja fungsi keyboard ini yang berbeda dengan fungsi mouse. Keyboard digunakan pada komputer untuk memberikan perintah tombol-tombol tertentu dan untuk mengetik suatu rangkaian huruf/angka/simbol.

          Mirip dengan perkembangan teknologi komputer dan asesorisnya, maka teknologi untuk keyboard pada dasarnya juga berkembang pesat. Hanya saja dari sisi fungsi relatif tidak begitu berbeda, perkembangan menyangkut aspek estetika, bentuk ergonomik, kenyamanan penggunaan, jumlah tuts dan hal-hal kecil lainnya. Termasuk dalam hal ini adalah teknologi keyboard yang tersambungkan dengan kabel ataupun dengan sistem wireless. Ada keyboard yang berukuran besar maupun keyboard yang berukuran tipis dan dapat digulung.

          Ada keyboard yang berwarna standar seperti hitam atau putih, maupun ada keyboard yang dibuat dalam variasi warna tertentu. Dari pilihan ini tentu saja mengakibatkan konsumen akan menginginkan keyboard yang memenuhi selera dan keperluan yang bersangkutan. Pada sisi lain, keyboard seperti halnya mouse juga merupakan asesoris komputer yang harganya relatif murah, sehingga pengadaan keyboard sering diikutkan pada pembelian komputer baru. Langkah ini kadang sebenarnya kurang efisien mengingat usia pakai keyboard itu relatif lama dan biasanya tingkat kerusakan keyboard sangat rendah. Dengan demikian keyboard lama pada dasarnya masih dapat digunakan untuk digunakan pada komputer yang baru. Realitasnya selalu akan muncul keyboard-keyboard yang dibuang dan bersifat sebagai limah. Jumlah yang ada semakin lama akan semakin banyak dan hal ini tentu saja perlu dilakukan pemikiran untuk pengelolaannya.




Pengelolaan limbah keyboard ini mirip dengan strategi untuk pengelolaan mouse ini yakni dilakukan dengan menggunakan strategi 3R yakni reduce, reuse, dan recycle. Pengelolaan ini hendaknya dapat dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari produsen, distributor maupun pihak lain seperti masyarakat.

          Program reduce limbah keyboard mutlak dapat dilakukan mengingat sebenarnya kalau masih ada keyboard lama, maka hal itu masih dapat digunakan kembali. Seperti telah disebutkan di atas tingkat kerusakan keyboard itu relatif rendah sehingga peluang pembelian keyboard baru menjadi tidak begitu diprioritaskan. Kendalanya adalah harga keyboard itu relatif murah dibandingkan harga komputer, sehingga konsumen terpancing untuk selalu membeli keyboard baru saat membeli satu perangkat komputer. Hal ini mungkin terpancing dengan bentuk dan variasi keyboard selalu beragam dan berbeda-beda, padahal dari sisi teknologi, perkembangan keyboard relatif juga lambat.

          Teknik perawatan keyboard agar selalu dapat digunakan dengan baik dan normal adalah dengan jalan pembersihan. Hal ini khususnya dilakukan untuk keyboard yang digunakan di ruangan yang kurang bersih atau bahkan oleh pemakai yang melakukan pekerjaan komputer sambil merokok. Keyboard yang digunakan akan berakibat kotor terutama pada sela-sela tuts yang mungkin akan berakibat tombol tidak berfungsi. Perawatannya adalah dengan jalan membuka keyobard dan mencuci setiap tombol yang ada, kemudian dipasangkan kembali. Cara yang mudah adalah dengan jalan meniup menggunakan pompa tangan atau kompresor ke arah bagian tombol. Yang perlu diingat adalah saat membersihkan tentu saja keyboard dalam keadaan tidak terkoneksi ke CPU komputer. Di beberapa kota, saat ini juga dijumpai jasa pencucian keyboard yang memudahkan kita untuk menyerahkan tugas perawatan dan pencucian keyboard agar dapat bersih dan berfungsi secara normal kembali.



Untuk langkah reuse pada dasarnya masih dapat dilakukan oleh para pemilik keyboard itu. Untuk langkah recycle tentu saja pihak produsen yang mesti bertanggung jawab melakukan hal ini. Alternatif reuse adalah dengan menawarkan keyboard bekas kepada pihak yang memerlukan untuk fasilitas komputer yang digunakan.

          Keyboard pada dasarnya terdiri dari komponen papan plastik yang dilengkapi dengan tombol dari masing-masing karakter atau perintah. Tombol-tombol inilah yang dengan teknik artistik dapat dimanfaatkan untuk membentuk produk baru yang bersifat artistik. Langkah ini merupakan salah satu upaya recycle dari limbah keyboard yang dapat dilakukan. Beberapa kreasi kerajinan tangan yang dibuat dari limbah keyboard ini saya peroleh dari internet dengan bentuk yang cukup menarik untuk dipajang sebagai komponen dekorasi




2.3 MEMANFAATKAN LIMBAH MOUSE KOMPUTER
            Penggunaan komputer saat ini sudah bukan lagi merupakan barang mewah. Mengingat aplikasi penggunaannya yang sudah sangat meluas dan dapat bersifat secara fungsional, maka komputer telah digunakan oleh berbagai kalangan mulai dari industri, perkantoran, sekolah termasuk di rumah tangga. Kemajuan teknologi yang sangat pesat dari sisi hardware dan software juga mengakibatkan efek pergantian barang yang sangat cepat. Umur dari komputer termasuk asesorisnya menjadi relatif singkat yang kemudian diperlukan untuk ganti dengan alat dengan spesifikasi yang lebih baru. Selain itu faktor kerusakan dari alat sering juga terjadi dan berakibat diperlukan pergantian alat baru. Hal ini berakibat akan ada alat atau asesoris komputer yang terbuang dan tentu saja hal ini berpotensi sebagai limbah.
 Dalam banyak kasus, limbah ini sering menjadi suatu permasalahan baik dari aspek lingkungan yang berpotensi untuk pencemaran maupun dari aspek ekonomi untuk pengelolaan dan pemusnahannya.
Strategi pengelolaan mouse ini mestinya dapat dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari produsen, distributor maupun pihak lain seperti masyarakat. Pengelolaan limbah mouse ini dapat dilakukan dengan menggunakan strategi 3R yakni reduce, reuse, dan recycle.


            Penerapan langkah reduce dapat dilakukan dengan tidak membeli mouse baru jika mouse lama masih berfungsi baik. Namun dalam banyak hal pembelian komputer baru sering dilakukan dalam satu paket bundle, jadi dalam satu harga unit komputer tertentu, di dalamnya sudah termasuk mouse. Bahkan untuk pembelian paket notebook yang sebenarnya sudah ada fasilitas tool mousepad di notebook, yang prinsipnya berfungsi sama dengan fungsi mouse, kadang oleh penjual ditambahkan mouse baru sebagai bonus. Langkah reduce limbah mouse ini dapat dilakukan bagi pembelian komputer yang bersifat optional (seperlunya saja) misal membeli satu unit cpu saja, maka pembelian asesoris tidak perlu dilakukan.
Seiring dengan kemajuan teknologi, maka variasi bentuk dan teknologi mouse yang ada juga semakin banyak. Jika dulu mouse banyak menggunakan model scroll ball untuk menentukan arah gerak kursor berdasarkan geseran bola yang terdapat pada dasar mouse, maka selanjutnya sudah ada yang menggunakan teknik optik. Dari sisi bentuk, maka mouse diproduksi tidak saja memenuhi aspek fungsional tetapi juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan selera konsumen yang menginginkan estetika dan kenyamanan ergonomik saat digunakan. Saat ini mouse tersedia di pasaran dengan variasi warna, bentuk, dan ukuran yang sangat banyak. Hal ini mendorong konsumen untuk membeli mouse baru sesuai dengan selera dan kenyamanan penggunaannya. Jika sudah berlaku seperti ini upaya reduce limbah mouse jadi tidak berlaku lagi.
Langkah reuse limbah mouse dapat dilakukan jika mouse yang masih berfungsi digunakan terus sampai memang rusak sama sekali. Bahkan untuk mouse model scroll ball yang tidak dapat digunakan secara sempurna, biasanya dapat berfungsi kembali dengan jalan dibersihkan bagian bola dan roller di bagian dalam mouse. Hal ini biasa terjadi untuk mouse yang sering digunakan di dalam meja yang kurang bersih, akibatnya sering ada kotoran di mouse pad dan saat mouse digunakan akan menempel pada bola. Lama kelamaan kotoran akan terakumulasi dan mengganggu gerakan bola. Setelah dibersihkan maka mouse dapat digunakan normal kembali. Alternatif reuse mouse adalah dengan menawarkan mouse kepada pihak yang memerlukan mouse untuk fasilitas komputer yang digunakan.
Untuk program recycle tentunya mouse sebagai salah satu jenis limbah elektronik maka pihak yang boleh melakukan aktivitas recycle ini adalah terbatas. Dalam hal ini hendaknya pihak produsen yang diharapkan concern untuk melakukan aktivitas recycle limbah elektronik ini. Komponen dari mouse terdiri dari bahan plastik untuk cashing, komponen elektronik berupa pcb, serta kabel. Masing-masing tentunya harus dipilah untuk didaur ulang dengan menggunakan teknik tertentu.
Saat ini sudah lazim dilakukan program yang dilakukan atas inisiatif produsen berupa penukaran barang baru dengan barang lama milik konsumen. Pemilik barang dapat menukarkan barang bekas yang dimilikinya dengan barang serupa hasil produk baru untuk mendapatkan potongan harga tertentu. Dalam hal ini dilakukan juga program pertukaran mouse, yang biasanya dilakukan pada saat promo barang baru atau pada saat pameran produk. Sebagai contoh adalah perusahaan L*g*t*ch yang merupakan salah satu produsen mouse terkenal di Indonesia, dalam pameran Mega Bazaar 2010 di Jakarta membuka kesempatan promo promo penukaran mouse bekas merek apapun dengan wireless mouse baru. Penukar dapat memperoleh diskoun harga dari harga normal sebesar Rp. 280.000 menjadi Rp 199.000. Upaya ini bila dicermati memang merupakan upaya bisnis mengingat stand ini menjadi ramai dan banyak pembeli yang memanfaatkan kesempatan program penukaran ini. Di sisi lain hal ini dapat sebagai alternatif pengumpulan limbah mouse dari konsumen baik mouse rusak maupun mouse yang sebenarnya masih dapat dipakai namun sudah tidak digunakan konsumennya lagi, termasuk juga mouse normal namun karena pembelinya memang ingin mengganti dengan mouse jenis baru.



Cara seperti disebutkan itu dapat digunakan sebagai sarana pengumpulan limbah yang kemudian oleh pihak pengumpul dikelola lebih lanjut. Alternatif yang mungkin adalah mouse diseleksi berdasarkan masih berfungsi atau tidak, jika masih berfungsi dan bagus, maka mouse dapat dipilih untuk didonasikan ke pihak-pihak tertentu. Untuk mouse yang sudah tidak berfungsi tentunya dapat dikelola untuk langkah pemusnahan limbah.


BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Limbah elektronik dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala industry, maupun skala rumah tangga, mampu merusak stabilitas ekosistem, mencemari lingkungan serta memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit jika tidak diatasi sebagaimana mestinya . Tujuan utama pengolahan limbah elektronik ialah memanfaatkan limbah-limbah elektroni dari semula yang tidak bergunah lagi  menjadi benda yang lebih bermaafaat dalam kehidupan sehari-hari  dan bahkan dapat  memberikan keuntungan sebagai nilai jual dari berbagai pemanfaatan limbah elektroni menjadi berbagai benda bergunah lainnya.

3.2 SARAN
Limbah elektronik tidak lagi manjadi sebuah masalah ,melainkan limbah elektroni dapat dijadikan berbagai macam benda yang dapat bergunah bagi kehidupan, meskipun dengan cara sederhana. Bahkan dapat memberikan keuntungan atau memiliki nilai jual , jika kita dapat mengelolahnya dengan benar .



DAFTAR PUSTAKA



·        Buku
                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar