PRAKTIKUM
PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
TENTANG
‘DAUR ULANG LIMBAH ELEKTRONIK’
Kata
Pengantar
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa , Karena atas berkat perlindungannya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pratikum Pangantar Teknologi
Informasi ini dengan begitu baik.Dengan adanya laporan ini kami mengharapkan
agar kita semua mulai sekarang dapat lebih memahami arti pentingnya pemanfaatan
limbah elektronik bagi kehidupan sehari-hari.
Dan kami juga tak lupa
menyampaikan trima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu dalam proses
pembuatan laporan ini .
Manado
, 7 September 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………... i
Daftar isi
…….…..................................................................................................... ii
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang.……………………………………………………….. 1
1.2
Tujuan………………………………………………………………..... 1
1.3 Dasar
Teori ……………….………………………………………….. 2
BAB II : ISI
2.1 Memanfaatkan limbah komputer bekas……………………………….. 4
2.2 Memanfaatkan limbah keyboard komputer…………………………… 5
2.3 Memanfaatkan limbah mouse komputer………………………………. 10
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 19
3.2 Saran………………………………………………………………….. 19
Daftar
pustaka……………………………………………………………………..
20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di indonesia begitu banyak sampah elektronik yang berkeliaran di mana-mana di perkampungan dan di kota. Tetapi hanya sedikit mahasiswa RI yang memanfaatkan mendaur ulang sampah elektronik menjadi suatu barang yang dapat kita pakai dalam kehidupan kita.
meskipun latar belakangnya sampah elektronik, tetapi jika kita pergunakan hal itu sebaik-sebaiknya maka hasilnya akan berkualitas.
1.2 TUJUAN
1. Menjaga kebersihan lingkungan dari sampah elektronik
2. Membuat suatu karya berkualitas tinggi dari sampah elektronik
3. Mengurangi pengrusakan lingkungan oleh sampah elektronik
4. Memberikan salah satu solusi cerdas pengolahan sampah elektronik secara tegas
5. Mengolah sampah elektronik menjadi barang yang berdaya guna
6. Mengajak mahasiswa/i agar supaya lebih tahu mendaur ulang sampah elektronik yang benar
7. Memamerkan karya anak bangsa kepada negara lain bahwa indonesia hebatnya mendaur ulang sampah elektronik kepasaran internasional.
1. Menjaga kebersihan lingkungan dari sampah elektronik
2. Membuat suatu karya berkualitas tinggi dari sampah elektronik
3. Mengurangi pengrusakan lingkungan oleh sampah elektronik
4. Memberikan salah satu solusi cerdas pengolahan sampah elektronik secara tegas
5. Mengolah sampah elektronik menjadi barang yang berdaya guna
6. Mengajak mahasiswa/i agar supaya lebih tahu mendaur ulang sampah elektronik yang benar
7. Memamerkan karya anak bangsa kepada negara lain bahwa indonesia hebatnya mendaur ulang sampah elektronik kepasaran internasional.
1.3 DASAR TEORI
Saat ini dunia sedang menghadapi gelombang dahsyat serbuan
sampah elektronik, khususnya di negara-negara berkembang," ujar Achim
Steiner, UNEP Executive Director seperti dilansir Cellular-News.
Steiner mengungkapkan, sampah elektronik per tahun mencapai 36 juta metrik ton. Jumlah sampah elektronik yang berasal dari komputer bekas juga diketahui akan melonjak empat kali lipat di tahun 2020.
UNEP juga mengungkapkan bahwa China memberikan kontribusi sebesar 2,6 juta metrik ton sampah elektronik ke seluruh penjuru dunia. sedangkan Amerika Serikat berada di urutan kedua dengan 3 juta metrik ton sampah elektronik.
Selain itu, diketahui sejumlah negara di Amerika dan Eropa mengirimkan sampah berupa komputer-komputer bekas ke negara-negara di Afrika. Tak hanya itu, laporan tersebut juga menyebutkan sampah elektronik yang dalam beberapa tahun ini melonjak drastis disumbang oleh peralatan komunikasi seperti ponsel.
Sementara itu, UNEP menyatakan sampah-sampah elektronik berbahaya seperti kulkas yang mengandung gas chlorofluorocarbons dan hydrochlorofluorocarbon akan meningkat tiga kali lipat di India.
Sebelumnya, untuk pertama kali dalam sejarah olimpiade, medali yang akan diberikan untuk para pemenang terbuat dari logam yang terdapat dari komponen elektronik bekas.
Dilansir melalui Cellular News, perusahaan asal Kanada yang menjadi penyuplai metal untuk medali olimpiade musim dingin, Teck mengungkapkan bahan emas, perak dan tembaga yang digunakan untuk medali, dikumpulkan dari logam-logam yang terdapat dari barang elektronik bekas (eWaste).
Penggunaan eWaste ini dianggap cukup membantu, apalagi di tengah langkanya komponen logam lain seperti emas dan tembaga. Bahkan penggunaan logam saat ini dianggap terlalu beresiko, mengingat senyawa tersebut tidak dapat diperbaharukan.
Masih melalui sumber yang sama dikatakan, jumlah eWaste di Eropa meningkat tiga hingga lima persen setiap tahunnya, atau hampir mencapai tiga kali dari alur pengumpulan total sampah di Eropa. Oleh karena itu, badan penanggulangan sampah dan perangkat elektronik di Eropa (WEEE) akhirnya menggunakan kebijakan untuk tidak menyatukan sampah elektronik dengan sampah jenis lainnya.
Meski dikumpulkan, sampah tersebut tidak didaur ulang melainkan di ekspor ke beberapa negara berkembang untuk dijadikan barang 'second' yang masih bisa digunakan. Secara tidak langsung, negara berkembang yang menerima ekspor eWaste tersebut akan menjadi tempat pembuangan akhir eWaste dari Eropa.
Selain itu, terkadang beberapa pihak juga melakukan ekspor eWaste secara ilegal ke negara-negara seperti Ghana, Nigeria dan China. Sayangnya, negara-negara tersebut tidak memiliki kemampuan untuk mendaur ulang eWaste tersebut secara aman dan bertanggung jawab. Apalagi, banyak dari perangkat elektronik ini yang mengandung komponen beracun, yang dapat membahayakan kehidupan lingkungan dan manusia.
Sayangnya, Teck tidak membuat materi eWaste dalam medali ini mendominasi kumpulan komponen. Teck hanya menggunakan logam dari eWaste ini dalam jumlah sekian persen. Namun begitu, Teck mengupayakan agar medali tersebut pun dapat di daur ulang di kemudian hari.
Ke depan, WEEE berupaya untuk menawarkan medali dengan bahan eWaste ini ke pertandingan-pertandingan lainnya. Penggunaan medali eWaste dalam olimpiade musim dingin ini dianggap sebagai yang pertama dan cukup menginspirasi.
Mother Jones melaporkan bahwa 3 jenis medali Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver, Kanada terbuat dari hasil pengolahan limbah elektronik atau disebut dengan E-Waste. Komite Olimpiade Vancouver (VANOC) menjelaskan bahwa medali-medali tersebut akan diberikan kepada para pemenang dari cabang-cabang olahraga yang diperlombakan seperti Ski Jumping, Ice Skating, Bobsled (papan peluncur) dan lain-lain.
E-Waste (limbah elektronik) mencakup seluruh barang elektronik mulai dari televisi sampai iPod. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal Sciene tahun lalu menemukan bahwa e-waste telah menjadi komponen limbah padat yang paling cepat pertumbuhannya di Amerika Serikat . Lebih dari 1,36 juta metrik ton limbah elektronik yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Limbah elekronik yang dibuang kebanyakan adalah ponsel, mp3 player dan barang elektronik lainnya.
Steiner mengungkapkan, sampah elektronik per tahun mencapai 36 juta metrik ton. Jumlah sampah elektronik yang berasal dari komputer bekas juga diketahui akan melonjak empat kali lipat di tahun 2020.
UNEP juga mengungkapkan bahwa China memberikan kontribusi sebesar 2,6 juta metrik ton sampah elektronik ke seluruh penjuru dunia. sedangkan Amerika Serikat berada di urutan kedua dengan 3 juta metrik ton sampah elektronik.
Selain itu, diketahui sejumlah negara di Amerika dan Eropa mengirimkan sampah berupa komputer-komputer bekas ke negara-negara di Afrika. Tak hanya itu, laporan tersebut juga menyebutkan sampah elektronik yang dalam beberapa tahun ini melonjak drastis disumbang oleh peralatan komunikasi seperti ponsel.
Sementara itu, UNEP menyatakan sampah-sampah elektronik berbahaya seperti kulkas yang mengandung gas chlorofluorocarbons dan hydrochlorofluorocarbon akan meningkat tiga kali lipat di India.
Sebelumnya, untuk pertama kali dalam sejarah olimpiade, medali yang akan diberikan untuk para pemenang terbuat dari logam yang terdapat dari komponen elektronik bekas.
Dilansir melalui Cellular News, perusahaan asal Kanada yang menjadi penyuplai metal untuk medali olimpiade musim dingin, Teck mengungkapkan bahan emas, perak dan tembaga yang digunakan untuk medali, dikumpulkan dari logam-logam yang terdapat dari barang elektronik bekas (eWaste).
Penggunaan eWaste ini dianggap cukup membantu, apalagi di tengah langkanya komponen logam lain seperti emas dan tembaga. Bahkan penggunaan logam saat ini dianggap terlalu beresiko, mengingat senyawa tersebut tidak dapat diperbaharukan.
Masih melalui sumber yang sama dikatakan, jumlah eWaste di Eropa meningkat tiga hingga lima persen setiap tahunnya, atau hampir mencapai tiga kali dari alur pengumpulan total sampah di Eropa. Oleh karena itu, badan penanggulangan sampah dan perangkat elektronik di Eropa (WEEE) akhirnya menggunakan kebijakan untuk tidak menyatukan sampah elektronik dengan sampah jenis lainnya.
Meski dikumpulkan, sampah tersebut tidak didaur ulang melainkan di ekspor ke beberapa negara berkembang untuk dijadikan barang 'second' yang masih bisa digunakan. Secara tidak langsung, negara berkembang yang menerima ekspor eWaste tersebut akan menjadi tempat pembuangan akhir eWaste dari Eropa.
Selain itu, terkadang beberapa pihak juga melakukan ekspor eWaste secara ilegal ke negara-negara seperti Ghana, Nigeria dan China. Sayangnya, negara-negara tersebut tidak memiliki kemampuan untuk mendaur ulang eWaste tersebut secara aman dan bertanggung jawab. Apalagi, banyak dari perangkat elektronik ini yang mengandung komponen beracun, yang dapat membahayakan kehidupan lingkungan dan manusia.
Sayangnya, Teck tidak membuat materi eWaste dalam medali ini mendominasi kumpulan komponen. Teck hanya menggunakan logam dari eWaste ini dalam jumlah sekian persen. Namun begitu, Teck mengupayakan agar medali tersebut pun dapat di daur ulang di kemudian hari.
Ke depan, WEEE berupaya untuk menawarkan medali dengan bahan eWaste ini ke pertandingan-pertandingan lainnya. Penggunaan medali eWaste dalam olimpiade musim dingin ini dianggap sebagai yang pertama dan cukup menginspirasi.
Mother Jones melaporkan bahwa 3 jenis medali Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver, Kanada terbuat dari hasil pengolahan limbah elektronik atau disebut dengan E-Waste. Komite Olimpiade Vancouver (VANOC) menjelaskan bahwa medali-medali tersebut akan diberikan kepada para pemenang dari cabang-cabang olahraga yang diperlombakan seperti Ski Jumping, Ice Skating, Bobsled (papan peluncur) dan lain-lain.
E-Waste (limbah elektronik) mencakup seluruh barang elektronik mulai dari televisi sampai iPod. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal Sciene tahun lalu menemukan bahwa e-waste telah menjadi komponen limbah padat yang paling cepat pertumbuhannya di Amerika Serikat . Lebih dari 1,36 juta metrik ton limbah elektronik yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Limbah elekronik yang dibuang kebanyakan adalah ponsel, mp3 player dan barang elektronik lainnya.
VANOC
memutuskan untuk menggunakan logam daur ulang dari e-waste dalam pembuatan
medali olimpiade. Hal ini diharapkan dapat membantu permainan atlet dalam
memenuhi salah satu dari tiga pilar Olimpiade yaitu keberlanjutan.
Menurut laporan Mother Jones dikatakan Teck Resources, perusahaan yang akan melakukan ekstraksi E-Waste berencana untuk memproses 15.000 ton limbah elektronik pada tahun ini.
Menurut laporan Mother Jones dikatakan Teck Resources, perusahaan yang akan melakukan ekstraksi E-Waste berencana untuk memproses 15.000 ton limbah elektronik pada tahun ini.
VANOC
juga berencana untuk mengandalkan sumber-sumber energi bersih dan telah
membangun struktur Olimpiade sesuai dengan standar bangunan hijau.
BAB II
ISI
2.1 MANFAAT LIMBAH KOMPUTER BEKAS
KANADA (Berita SuaraMedia) -
Penjualan barang elektronik yang terus melonjak hingga satu dekade mendatang
diperkirakan akan terjadi di negara-negara berkembang dalam 10 tahun ke depan. Meningkatnya
penjualan, tentu saja berdampak pada penumpukan sampah elektronik yang
membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia WEEE berupaya untuk menawarkan
medali dengan bahan eWaste ini ke pertandingan-pertandingan lainnya. Penggunaan
medali eWaste dalam olimpiade musim dingin ini dianggap sebagai yang pertama
dan cukup menginspirasi.
Mother Jones melaporkan bahwa 3 jenis medali Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver, Kanada terbuat dari hasil pengolahan limbah elektronik atau disebut dengan E-Waste. Komite Olimpiade Vancouver (VANOC) menjelaskan bahwa medali-medali tersebut akan diberikan kepada para pemenang dari cabang-cabang olahraga yang diperlombakan seperti Ski Jumping, Ice Skating, Bobsled (papan peluncur) dan lain-lain.
E-Waste (limbah elektronik) mencakup seluruh barang elektronik mulai dari televisi sampai iPod. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal Sciene tahun lalu menemukan bahwa e-waste telah menjadi komponen limbah padat yang paling cepat pertumbuhannya di Amerika Serikat . Lebih dari 1,36 juta metrik ton limbah elektronik yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Limbah elekronik yang dibuang kebanyakan adalah ponsel, mp3 player dan barang elektronik lainnya.
VANOC memutuskan untuk menggunakan logam daur ulang dari e-waste dalam pembuatan medali olimpiade. Hal ini diharapkan dapat membantu permainan atlet dalam memenuhi salah satu dari tiga pilar Olimpiade yaitu keberlanjutan.
Menurut laporan Mother Jones dikatakan Teck Resources, perusahaan yang akan melakukan ekstraksi E-Waste berencana untuk memproses 15.000 ton limbah elektronik pada tahun ini.
Mother Jones melaporkan bahwa 3 jenis medali Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver, Kanada terbuat dari hasil pengolahan limbah elektronik atau disebut dengan E-Waste. Komite Olimpiade Vancouver (VANOC) menjelaskan bahwa medali-medali tersebut akan diberikan kepada para pemenang dari cabang-cabang olahraga yang diperlombakan seperti Ski Jumping, Ice Skating, Bobsled (papan peluncur) dan lain-lain.
E-Waste (limbah elektronik) mencakup seluruh barang elektronik mulai dari televisi sampai iPod. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal Sciene tahun lalu menemukan bahwa e-waste telah menjadi komponen limbah padat yang paling cepat pertumbuhannya di Amerika Serikat . Lebih dari 1,36 juta metrik ton limbah elektronik yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Limbah elekronik yang dibuang kebanyakan adalah ponsel, mp3 player dan barang elektronik lainnya.
VANOC memutuskan untuk menggunakan logam daur ulang dari e-waste dalam pembuatan medali olimpiade. Hal ini diharapkan dapat membantu permainan atlet dalam memenuhi salah satu dari tiga pilar Olimpiade yaitu keberlanjutan.
Menurut laporan Mother Jones dikatakan Teck Resources, perusahaan yang akan melakukan ekstraksi E-Waste berencana untuk memproses 15.000 ton limbah elektronik pada tahun ini.
Pemanfaatan
Limbah Komputer
Fisik
komputer, yang dulu dikenal sebagai PC (personal computer) itu, baru saya lihat
di pertengahan tahun 80-an. Tapi sebelumnya, melalui majalah-majalah luar
negeri, saya memang sudah banyak membaca tentang kemungkinan perubahan gaya
hidup dan gaya kerja yang akan terjadi akibat kehadiran komputer tersebut.
Komputer yang pertamakali saya lihat itu ada di ruangan salah seorang direktur dari perusahaan tempat saya bekerja. Karena dia seorang yang gemar akan hal-hal teknis, maka saya lihat dia asyik sekali dengan komputer tersebut. Ketika kami rapat anggaran, dia sendirilah yang memindahkan angka-angka yang kami bicarakan dari papan tulis ke komputer, untuk kemudian dihitung sendiri oleh komputer dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel yang rapih.
Tapi lama-kelamaan saya mendapat kesan bahwa direktur itu ingin memonopoli sendiri pengetahuannya tentang komputer. Sementara itu, dari majalah yang saya baca saya mendapat informasi, bahwa demi membudayakan komputer dalam waktu yang sesegera mungkin, perusahaan-perusahaan di AS justeru membagi-bagikannya secara cuma-cuma kepada pegawainya. Atau–kalau pun tidak membagikannya secara cuma-cuma–mereka mengkreditkannya secara lunak.
Komputer yang pertamakali saya lihat itu ada di ruangan salah seorang direktur dari perusahaan tempat saya bekerja. Karena dia seorang yang gemar akan hal-hal teknis, maka saya lihat dia asyik sekali dengan komputer tersebut. Ketika kami rapat anggaran, dia sendirilah yang memindahkan angka-angka yang kami bicarakan dari papan tulis ke komputer, untuk kemudian dihitung sendiri oleh komputer dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel yang rapih.
Tapi lama-kelamaan saya mendapat kesan bahwa direktur itu ingin memonopoli sendiri pengetahuannya tentang komputer. Sementara itu, dari majalah yang saya baca saya mendapat informasi, bahwa demi membudayakan komputer dalam waktu yang sesegera mungkin, perusahaan-perusahaan di AS justeru membagi-bagikannya secara cuma-cuma kepada pegawainya. Atau–kalau pun tidak membagikannya secara cuma-cuma–mereka mengkreditkannya secara lunak.
2.2 MEMANFAATKAN LIMBAH KEYBOARD
KOMPUTER
Bagaiman
caranya mengolah limbah keyboard menjadi barang yang bermanfaat dan dapat
digunakan untuk menunjang fungsi komputer. Tentu saja fungsi keyboard ini yang
berbeda dengan fungsi mouse. Keyboard digunakan pada komputer untuk memberikan
perintah tombol-tombol tertentu dan untuk mengetik suatu rangkaian
huruf/angka/simbol.
Mirip
dengan perkembangan teknologi komputer dan asesorisnya, maka teknologi untuk
keyboard pada dasarnya juga berkembang pesat. Hanya saja dari sisi fungsi
relatif tidak begitu berbeda, perkembangan menyangkut aspek estetika, bentuk
ergonomik, kenyamanan penggunaan, jumlah tuts dan hal-hal kecil lainnya.
Termasuk dalam hal ini adalah teknologi keyboard yang tersambungkan dengan
kabel ataupun dengan sistem wireless. Ada keyboard yang berukuran besar maupun
keyboard yang berukuran tipis dan dapat digulung.
Ada
keyboard yang berwarna standar seperti hitam atau putih, maupun ada keyboard
yang dibuat dalam variasi warna tertentu. Dari pilihan ini tentu saja
mengakibatkan konsumen akan menginginkan keyboard yang memenuhi selera dan
keperluan yang bersangkutan. Pada sisi lain, keyboard seperti halnya mouse juga
merupakan asesoris komputer yang harganya relatif murah, sehingga pengadaan
keyboard sering diikutkan pada pembelian komputer baru. Langkah ini kadang
sebenarnya kurang efisien mengingat usia pakai keyboard itu relatif lama dan
biasanya tingkat kerusakan keyboard sangat rendah. Dengan demikian keyboard
lama pada dasarnya masih dapat digunakan untuk digunakan pada komputer yang
baru. Realitasnya selalu akan muncul keyboard-keyboard yang dibuang dan
bersifat sebagai limah. Jumlah yang ada semakin lama akan semakin banyak dan
hal ini tentu saja perlu dilakukan pemikiran untuk pengelolaannya.
Pengelolaan limbah keyboard ini
mirip dengan strategi untuk pengelolaan mouse ini yakni dilakukan dengan
menggunakan strategi 3R yakni reduce, reuse, dan recycle. Pengelolaan ini
hendaknya dapat dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari produsen, distributor
maupun pihak lain seperti masyarakat.
Program
reduce limbah keyboard mutlak dapat dilakukan mengingat sebenarnya kalau masih
ada keyboard lama, maka hal itu masih dapat digunakan kembali. Seperti telah
disebutkan di atas tingkat kerusakan keyboard itu relatif rendah sehingga
peluang pembelian keyboard baru menjadi tidak begitu diprioritaskan. Kendalanya
adalah harga keyboard itu relatif murah dibandingkan harga komputer, sehingga
konsumen terpancing untuk selalu membeli keyboard baru saat membeli satu
perangkat komputer. Hal ini mungkin terpancing dengan bentuk dan variasi
keyboard selalu beragam dan berbeda-beda, padahal dari sisi teknologi,
perkembangan keyboard relatif juga lambat.
Teknik
perawatan keyboard agar selalu dapat digunakan dengan baik dan normal adalah
dengan jalan pembersihan. Hal ini khususnya dilakukan untuk keyboard yang
digunakan di ruangan yang kurang bersih atau bahkan oleh pemakai yang melakukan
pekerjaan komputer sambil merokok. Keyboard yang digunakan akan berakibat kotor
terutama pada sela-sela tuts yang mungkin akan berakibat tombol tidak
berfungsi. Perawatannya adalah dengan jalan membuka keyobard dan mencuci setiap
tombol yang ada, kemudian dipasangkan kembali. Cara yang mudah adalah dengan
jalan meniup menggunakan pompa tangan atau kompresor ke arah bagian tombol.
Yang perlu diingat adalah saat membersihkan tentu saja keyboard dalam keadaan
tidak terkoneksi ke CPU komputer. Di beberapa kota, saat ini juga dijumpai jasa
pencucian keyboard yang memudahkan kita untuk menyerahkan tugas perawatan dan
pencucian keyboard agar dapat bersih dan berfungsi secara normal kembali.
Untuk langkah reuse pada dasarnya
masih dapat dilakukan oleh para pemilik keyboard itu. Untuk langkah recycle
tentu saja pihak produsen yang mesti bertanggung jawab melakukan hal ini. Alternatif
reuse adalah dengan menawarkan keyboard bekas kepada pihak yang memerlukan
untuk fasilitas komputer yang digunakan.
Keyboard
pada dasarnya terdiri dari komponen papan plastik yang dilengkapi dengan tombol
dari masing-masing karakter atau perintah. Tombol-tombol inilah yang dengan
teknik artistik dapat dimanfaatkan untuk membentuk produk baru yang bersifat
artistik. Langkah ini merupakan salah satu upaya recycle dari limbah keyboard
yang dapat dilakukan. Beberapa kreasi kerajinan tangan yang dibuat dari limbah
keyboard ini saya peroleh dari internet dengan bentuk yang cukup menarik untuk
dipajang sebagai komponen dekorasi
2.3
MEMANFAATKAN LIMBAH MOUSE KOMPUTER
Penggunaan
komputer saat ini sudah bukan lagi merupakan barang mewah. Mengingat aplikasi
penggunaannya yang sudah sangat meluas dan dapat bersifat secara fungsional,
maka komputer telah digunakan oleh berbagai kalangan mulai dari industri,
perkantoran, sekolah termasuk di rumah tangga. Kemajuan teknologi yang sangat
pesat dari sisi hardware dan software juga mengakibatkan efek pergantian barang
yang sangat cepat. Umur dari komputer termasuk asesorisnya menjadi relatif
singkat yang kemudian diperlukan untuk ganti dengan alat dengan spesifikasi
yang lebih baru. Selain itu faktor kerusakan dari alat sering juga terjadi dan
berakibat diperlukan pergantian alat baru. Hal ini berakibat akan ada alat atau
asesoris komputer yang terbuang dan tentu saja hal ini berpotensi sebagai
limbah.
Dalam banyak kasus, limbah ini sering menjadi
suatu permasalahan baik dari aspek lingkungan yang berpotensi untuk pencemaran
maupun dari aspek ekonomi untuk pengelolaan dan pemusnahannya.
Strategi
pengelolaan mouse ini mestinya dapat dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari
produsen, distributor maupun pihak lain seperti masyarakat. Pengelolaan limbah
mouse ini dapat dilakukan dengan menggunakan strategi 3R yakni reduce, reuse,
dan recycle.
Penerapan
langkah reduce dapat dilakukan dengan tidak membeli mouse baru jika mouse lama
masih berfungsi baik. Namun dalam banyak hal pembelian komputer baru sering
dilakukan dalam satu paket bundle, jadi dalam satu harga unit komputer
tertentu, di dalamnya sudah termasuk mouse. Bahkan untuk pembelian paket
notebook yang sebenarnya sudah ada fasilitas tool mousepad di notebook, yang
prinsipnya berfungsi sama dengan fungsi mouse, kadang oleh penjual ditambahkan
mouse baru sebagai bonus. Langkah reduce limbah mouse ini dapat dilakukan bagi
pembelian komputer yang bersifat optional (seperlunya saja) misal membeli satu
unit cpu saja, maka pembelian asesoris tidak perlu dilakukan.
Seiring
dengan kemajuan teknologi, maka variasi bentuk dan teknologi mouse yang ada
juga semakin banyak. Jika dulu mouse banyak menggunakan model scroll ball untuk
menentukan arah gerak kursor berdasarkan geseran bola yang terdapat pada dasar
mouse, maka selanjutnya sudah ada yang menggunakan teknik optik. Dari sisi
bentuk, maka mouse diproduksi tidak saja memenuhi aspek fungsional tetapi juga
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan selera konsumen yang menginginkan estetika
dan kenyamanan ergonomik saat digunakan. Saat ini mouse tersedia di pasaran
dengan variasi warna, bentuk, dan ukuran yang sangat banyak. Hal ini mendorong
konsumen untuk membeli mouse baru sesuai dengan selera dan kenyamanan
penggunaannya. Jika sudah berlaku seperti ini upaya reduce limbah mouse jadi
tidak berlaku lagi.
Langkah
reuse limbah mouse dapat dilakukan jika mouse yang masih berfungsi digunakan
terus sampai memang rusak sama sekali. Bahkan untuk mouse model scroll ball
yang tidak dapat digunakan secara sempurna, biasanya dapat berfungsi kembali
dengan jalan dibersihkan bagian bola dan roller di bagian dalam mouse. Hal ini
biasa terjadi untuk mouse yang sering digunakan di dalam meja yang kurang
bersih, akibatnya sering ada kotoran di mouse pad dan saat mouse digunakan akan
menempel pada bola. Lama kelamaan kotoran akan terakumulasi dan mengganggu
gerakan bola. Setelah dibersihkan maka mouse dapat digunakan normal kembali.
Alternatif reuse mouse adalah dengan menawarkan mouse kepada pihak yang
memerlukan mouse untuk fasilitas komputer yang digunakan.
Untuk
program recycle tentunya mouse sebagai salah satu jenis limbah elektronik maka
pihak yang boleh melakukan aktivitas recycle ini adalah terbatas. Dalam hal ini
hendaknya pihak produsen yang diharapkan concern untuk melakukan aktivitas
recycle limbah elektronik ini. Komponen dari mouse terdiri dari bahan plastik
untuk cashing, komponen elektronik berupa pcb, serta kabel. Masing-masing
tentunya harus dipilah untuk didaur ulang dengan menggunakan teknik tertentu.
Saat ini
sudah lazim dilakukan program yang dilakukan atas inisiatif produsen berupa
penukaran barang baru dengan barang lama milik konsumen. Pemilik barang dapat
menukarkan barang bekas yang dimilikinya dengan barang serupa hasil produk baru
untuk mendapatkan potongan harga tertentu. Dalam hal ini dilakukan juga program
pertukaran mouse, yang biasanya dilakukan pada saat promo barang baru atau pada
saat pameran produk. Sebagai contoh adalah perusahaan L*g*t*ch yang merupakan
salah satu produsen mouse terkenal di Indonesia, dalam pameran Mega Bazaar 2010
di Jakarta membuka kesempatan promo promo penukaran mouse bekas merek apapun
dengan wireless mouse baru. Penukar dapat memperoleh diskoun harga dari harga
normal sebesar Rp. 280.000 menjadi Rp 199.000. Upaya ini bila dicermati memang
merupakan upaya bisnis mengingat stand ini menjadi ramai dan banyak pembeli
yang memanfaatkan kesempatan program penukaran ini. Di sisi lain hal ini dapat
sebagai alternatif pengumpulan limbah mouse dari konsumen baik mouse rusak
maupun mouse yang sebenarnya masih dapat dipakai namun sudah tidak digunakan
konsumennya lagi, termasuk juga mouse normal namun karena pembelinya memang
ingin mengganti dengan mouse jenis baru.
Cara seperti
disebutkan itu dapat digunakan sebagai sarana pengumpulan limbah yang kemudian
oleh pihak pengumpul dikelola lebih lanjut. Alternatif yang mungkin adalah mouse
diseleksi berdasarkan masih berfungsi atau tidak, jika masih berfungsi dan
bagus, maka mouse dapat dipilih untuk didonasikan ke pihak-pihak tertentu.
Untuk mouse yang sudah tidak berfungsi tentunya dapat dikelola untuk langkah
pemusnahan limbah.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Limbah elektronik dari
suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala industry, maupun skala
rumah tangga, mampu merusak stabilitas ekosistem, mencemari lingkungan serta
memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit jika tidak diatasi
sebagaimana mestinya . Tujuan utama pengolahan limbah elektronik ialah memanfaatkan
limbah-limbah elektroni dari semula yang tidak bergunah lagi menjadi benda yang lebih bermaafaat dalam
kehidupan sehari-hari dan bahkan dapat memberikan keuntungan sebagai nilai jual dari
berbagai pemanfaatan limbah elektroni menjadi berbagai benda bergunah lainnya.
3.2 SARAN
Limbah elektronik tidak
lagi manjadi sebuah masalah ,melainkan limbah elektroni dapat dijadikan
berbagai macam benda yang dapat bergunah bagi kehidupan, meskipun dengan cara
sederhana. Bahkan dapat memberikan keuntungan atau memiliki nilai jual , jika
kita dapat mengelolahnya dengan benar .
DAFTAR
PUSTAKA
·
Buku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar